Sumbawa Besar--Di tengah era kepemimpinan yang semakin kompleks, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, tampil sebagai sosok dengan pendekatan humanis yang nyata. Keduanya adalah Tokoh Senior yang matang, berpengalaman, dan dikenal luas oleh masyarakat, baik di ranah Birokrasi maupun Politik.
Bukan hanya karena pengalamannya yang panjang, tetapi juga karena kepribadian yang selalu sederhana dan dekat dengan masyarakat, pasangan Drs. H. Mahmud Abdullah dan H. Burhanuddin Jafar Salam, SH, MH. Ini membawa harapan besar bagi keberlanjutan pembangunan yang berpusat pada kemanusiaan.
Drs. H. Mahmud Abdullah seorang Birokrat Senior yang telah malang melintang di pemerintahan, menunjukkan rekam jejak yang tidak hanya mengutamakan hasil, tetapi juga proses yang mengedepankan kemaslahatan masyarakat.
Pendekatannya dalam mengelola program-program daerah selalu melibatkan partisipasi aktif masyarakat, sebuah pola yang sudah jarang ditemui di masa kini. Dengan sikap humanis yang melekat kuat, ia mengedepankan transparansi dan komunikasi yang hangat, mendobrak sekat antara pejabat dan rakyat.
Sementara itu, H. Burhanuddin Jafar Salam, SH, MH. yang berasal dari kalangan Politisi Senior, terkenal dengan pendekatan politik yang lebih santun dan menghindari konflik. Beliau menekankan pentingnya dialog dan komunikasi terbuka dalam menangani perbedaan aspirasi, menjadikannya figur politisi yang bisa diterima oleh berbagai kalangan. Sifatnya yang sederhana dan rendah hati membuatnya sangat diterima oleh masyarakat dari berbagai latar belakang.
Jika terpilih, pasangan yang mengusung Tagline ” Barema Mo Jatu Samawa,” ini membawa potensi kepemimpinan yang mengedepankan rasa saling percaya, empati, dan dialog. Kehadiran mereka dapat menjadi angin segar dalam Pemerintahan Daerah, bukan hanya sebagai Pemimpin yang bekerja untuk rakyat, tetapi sebagai Pemimpin yang benar-benar hadir bersama rakyat. Dalam kehidupan sosial yang semakin Terfragmenta
si dan kompleks, kepemimpinan mereka menjadi contoh bagaimana pendekatan humanis menjadi pondasi dalam memimpin, menciptakan pemerintahan yang hangat, terbuka, dan mampu merangkul setiap elemen masyarakat.
Pada akhirnya, pasangan ini menjadi bukti bahwa karakter sederhana dan humanis dalam diri seorang pemimpin adalah modal besar untuk menciptakan kebijakan yang berpihak pada rakyat. Keduanya menunjukkan bahwa pengalaman panjang dan kedalaman hati adalah kombinasi yang ideal bagi terciptanya pemerintahan yang tak hanya mengurus rakyat, tetapi juga peduli akan perasaan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Di tengah perubahan zaman yang penuh tantangan, inilah sosok pemimpin yang dibutuhkan: sosok yang tidak hanya bekerja untuk rakyat, tetapi juga hadir sebagai teman dan pelindung dalam kehidupan sehari-hari. (Bs))