Sumbawa Besar–Keberadaan tenaga kesehatan (nakes) dinilai belum mendapat perhatian serius dari pengambil kebijakan (Pemerintah, Red), khususnya dalam perekrutan tenaga Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Pada perekrutan P3K untuk nakes tahun ini masih jauh dari harapan mereka (nakes), sebaliknya profesi lain seperti guru dianggap masih menjadi prioritas dengan jumlah formasi setiap perekrutan tidak pernah kurang dari 500 orang.
Salah seorang nakes, Ary Adhisaputra, berbicara kepada media ini, Sabtu (05/10/2024), bahwa dia dan rekan nakes lainnya tidak bisa ikuti seleksi P3K tahap pertama karena ada klasifikasi tertentu.
Klasifikasi tersebut yakni dikhususkan untuk tenaga pendidik atau guru, tenaga kontrak dan non ASN yang terdata di data base Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
Menurut perawat yang bertugas di RSUD Sumbawa ini, bahwa dirinya menerima informasi dari Badan Kepegawaian dan Pelatihan semua nakes tidak terdata di data base BKN maka harus menggu tahap kedua untuk mengikuti seleksi P3K.
“Sementara tidak ada kepastian jumlah formasi nakes, baik RSUD Sumbawa dan 26 Puskesmas. Nakes, perawat, bidan dan lain-lain. Jumlah kami lumayan banyak sampai Puskesmas,” ungkap Ari.
“Ada statemen pejabat di Pemda menyebutkan tidak ada anggaran mengenai perekrutan P3K tetapi perekrutan P3K guru tidak pernah kurang dari 500. Sementara perekrutan nakes selalu turun dari angka 250 menjadi 150 saat ini. Informasi dari BKD menyebut sedikit formasi karena overload secara umum dan setiap periode turun,” timpalnya.
Ari dan rekan nakes lainnya berharap seluruh nakes bisa mengikuti tes tahap pertama dengan cara menghapus klasifikasi.
Dalam seleksi P3K, para peserta harus melalui seleksi tertulis CAT dengan materi TWK, tes kompetensi tehnis, kompetensi managerial, kompetensi sosial kultural dan wawancara.
Tes tahap kedua rencananya bulan Nopember, dengan situasi ini nakes bisa diakomodir di tahap pertama dan kedua tanpa ada klasifikasi formasi. (Bs)