Beranda KESEHATAN Miq Iqbal Atensi Khusus Soal Nasib Nakes dan Beasiswa Khusus Disabilitas

Miq Iqbal Atensi Khusus Soal Nasib Nakes dan Beasiswa Khusus Disabilitas

Sumbawa Besar—Calon Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor urut 3, Lalu Muhammad Iqbal (LMI) pada kegiatan temu komunitas yang bertajuk Lapor Miq Iqbal oleh komunitas “Bangkit Bersama X AMBIL PERAN” di Serlok, Sumbawa Besar, Ahad (27/10/2024), menyampatkan diri bertanya jawab dengan para perwakilan komunitas masyarakat.

Para perwakilan komunitas yang hadir seperti tenaga medis, penyandang disabilitas, UMKM, Gen Z, pemuda milenial serta pelajar, menyampaikan keresahan dan harapan mereka kepada pria yang akrap disapa Miq Iqbal ini.

Komunitas tenaga kesehatan (nakes) yang membuka pertanyaan sesi pertama diwakili, Ari Adysaputra, kepada Miq Iqbal mengutarakan persoalan yang selama ini mereka hadapi. Bahwa saat ini ada 1466 tenaga kesehatan yang tersebar di 26 Puskesmas dan RSUD Sumbawa yang ingin menjadi ASN melalui proses rekrutmen.

Namun untuk menjadi ASN, mereka terkendala terbatasnya kuota yang hanya diberikan sebanyak 150 orang. Meski demikian, kebanyakan dari nakes Sumbawa belum terdaftar di data base Badan Kepegawaian Daerah.

“Kami berharap aspirasi ini disampaikan kepada Presiden yang baru saja dilantik yang memang peduli dengan rakyat seperti kami di profesi nakes. Ingat dulu kami menjadi garda terdepan melayani pasien saat wabah covid 19 melanda,” ungkap Ari.

Kemudian, perwakilan penyandang disabilitas, Siti Khadijah, mengungkapkan bahwa saat ini mereka kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan di tengah keterbasan fisik yang mereka alami. Belum lagi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk keluarga masing-masing seperti menyekolahkan anak.

“Untuk kami sendiri saja susah mendapatkan pekerjaan. Belum lagi harus menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak. Saya mewakili komunitas penyandang disabilitas Pulau Sumbawa, meminta agar Pak Iqbal memastikan anak-anak kami mendapatkan beasiswa yang layak jika nanti menjadi Gubernur,” harapnya.

Merespon aspirasi komunitas nakes dan penyandang disabilitas di sesi pertama ini, Miq Iqbal menyampaikan bahwa atas nama pribadi menyampaikan rasa terimakasih kepada para nakes yang telah menyelamatkan banyak pihak selama covid sejak 2020 hingga awal 2023. Miq Iqbal tidak dapat membayangkan bahwa kita dapat keluar dari wabah itu tanpa adanya nakes.

“Mereka ini menanyakan haknya setelah mereka berkoban, bukan orang yang menyakan haknya sebelum berkorban, mereka berkorban dulu baru menanyakan haknya. Jadi sepantasnya saya mendengarkan,” ungkap Miq Iqbal.

Dirinya pun telah menyampaikan dalam debat pertama bahwa tidak mungkin memperbaiki sistem kesehatan tanpa memperbaiki kesejahteraan nakes sebagai prinsipnya. Dari mana sumber anggaran untuk gaji mereka nakes itu harus menjadi tugas pemimpin untuk memikirkan dari mana memperolehnya.

Tapi prinsipnya adalah bahwa kesejahteraan mereka harus dipikirkan di depan. Bagaimana menyuruh seseorang untuk melindungi orang lain sedangkan dia sendiri tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Bagaimana menyuruh orang untuk menyehatkan orang lain sementara mereka tidak memiliki cukup tools atau alat untuk menyehatkan dirinya sendiri.

“Saya tadi baru dengar dari teman-teman nakes bahwa penghasilan mereka ada yang 60 ribu sebulan. Mau nangis darah saya dengar, penghasilan 60 ribu sebulan,” ujarnya prihatin.

Meski begitu, Miq Iqbal akan menyikapi serius dan mengkaji fenomena ini. Mendalami lebih lanjut di mana masalahnya karena di semua Kabupaten telah mendapatkan formasi P3K yang baik, hanya di Sumbawa yang seperti ini. Apakah karena di Sumbawa telah diBLUDKan sehingga mereka para nakes tidak mendapatkan ruang untuk masuk ke data base.

“Saya tidak bisa menjawab solusinya tapi akan saya dalami kenapa Sumbawa belum bisa masuk data base BKN untuk menjadi P3K,” kata Miq Iqbal.

Mengenai aspirasi penyandang disabilitas, Miq Iqbal mengaku menikmati moment bertemu dengan mereka karena bagi dirinya hanya ada satu prinsip yakni tidak ingin melihat penyandang disabilitas menjadi orang yang dikasihani. Dirinya tidak rela mereka ditolong dan diberikan bantuan karena keterbatasannya.

Tapi yang harus dilakukan bagi mereka tegas Miq Iqbal adalah pemberdayaan (empowering) sehingga mereka mampu berdiri di atas kakinya dan menolong orang lain. Begitulah caranya menyamakan mereka dengan orang lain.

“Menjawab harapan bu Khadijah, kuota untuk disabilitas di beasiswa pasti akan saya berikan. Saya akan alokasikan kuota khusus di dalam semua skema beasiswa karena itu menjadi bagian empowering, membuat berdaya dan bisa membantu dirinya sendiri serta Insya Allah mampu membantu orang lain yang bukan kategori disabilitas,” tegas Miq Iqbal. (BS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini