Sumbawa Besar–Lembaga Survei Olat Maras Institute (OMI) menggelar Obrolan Ilmiah, “Ngobrolin Politik ala OMI: Rilis Survei Sosial dan Politik Pra Pilkada NTB 2024” . Kegiatan tersebut dibuka secara umum pada live facebook, dan diisi oleh Miftahul Arzak dan Yadi Satriadi selaku Peneliti OMI, Kamis 15 Agustus 2024.
Yadi pada awalnya menjawab beberapa pertanyaan yang sering Masyarakat tanyakan terkait survei. Bagaimana bisa dengan 1200 atau 800 bahkan 400 sampel dapat mewakili seluruh Masyarakat dalam satu wilayah.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan survei atau penelitian ini adalah kegiatan ilmiah yang sudah dilakukan bahkan puluhan tahun lamanya dan sudah dimodifikasi sehingga sangat valid dan diakui secara ilmiah oleh para peneliti sosial.
Kekuatan survei adalah pada persebarannya, terangnya. Survei yang dilakkukan pada 8-25 Juli 2024 ini menggunakan Margin of Error +/- 2,89%, dengan Tingkat kepercayan mencapai 95% dengan Populasi seluruh Masyarakat NTB yang telah berumur 17 tahun, telah menikah atau bisa disebut sebagai orang-orang yang memililki hak pilih nantinya di Pilkada November 2024 mendatang.
Dalam rilis kemarin, Yadi juga menjelaskan Primary Sampling Unit yang tersebar secara proporsional dari Tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa hingga TPS, sehingga basis data awalnya adalah persebaran berdasarkan Kabupaten/Kota, bukanlah berbasis Pekerjaan, Pendidikan atau lainnya, sehingga jika ingin membandingkan data pekerjaan, Pendidikan, pendapatan atau lainnya harus dapat dibandingkan dengan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang saat ini dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selain itu persebaran survei ini pun menggunakan metode Multistage Random Sampling, dan mendapatkan persebaran kabupaten/kota seperti berikut:
Kab. Lombok Timur : 25,1%K
Kab. Lombok Tengah : 19,7%
Kab. Lombok Barat : 13,2%
Kab. Bima : 9,6%
Kab. Sumbawa : 9,4%
Kota Mataram : 8,1%
Kab. Dompu : 4,7%
Kab. Lombok Utara : 4,7%
Kota Bima : 2,9%
Kab. Sumbawa Barat : 2,6%
Dengan demografi responden:
Jenis kelamin
Laki-laki : 50%
Perempuan : 50%
Agama
Islam : 97%
Hindhu : 2,8%
Kristen : 0,1%
Budha : 0,1%
Umur
17 – 26 th. : 21,6%
27 – 41 th. : 39%
42 – 57 th. : 30,6%
58 -> 65 th : 8,8%
Suku
Sasak : 67,8%
Mbojo : 17,1%
Samawa : 9,9%
Bali : 2,6%
Bugis/Makassar : 1,3%
Jawa : 0,9%
Lainnya : 0,4% (Madura, Batak, Minang/Padang)
Status pernikahan
Menikah : 72,9%
Belum Menikah : 27,1%
Pendidikan terakhir
SD/sederajat : 16,9%
SMP/sederajat : 16%
SMA/sederajat : 49,7%
D1, D2, D3 : 2,9%
S1/D4 : 9,3%
S2 : 0,5%
S3 : 0,1%
Tidak Sekolah : 4,6%
Pekerjaan
Wiraswasta : 21,6%
Ibu Rumah Tangga : 19,6%
Petani : 16,1%
Pekerjaan Informal : 9,9%
Pelajar : 8,6%
Karyawan Swasta : 7,1%
Buruh : 6,6%
Pengangguran : 4,4%
Guru/Dosen : 2,3%
PNS : 1,2%
Profesional : 1,2%
Nelayan : 0,7%
Pensiunan : 0,6%
Seniman : 0,1%
Pendapatan
< 1 juta : 58,2%
1-3 juta : 34,3%
>3-5 juta : 5,8%
>5-10 juta : 1,3%
>10 juta : 0,4%
Afiliasi organisasi agama
Nahdlatul Ulama : 17,7%
Nahdlatul Wathan (NW) : 9,2%
Muhammadiyah : 3,4%
NWDI : 1,2%
Tidak Berafiliasi : 67,8
Lainnya : 0,7% (Assunah,
Maraqita’limat)
Besaran pengaruh organisasi terhadap pilihan politik
NWDI : 71% dari 1,2%
Nahdlatul Wathan (NW) : 29% dari 9,2%
Nahdlatul Ulama : 28% dari 17,7%
Muhammadiyah : 14% dari 3,4%
Berdasarkan data tersebut mendapatkan beragam jawaban dari Masyarakat. Misalnya berita Positif untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi NTB, Dimana Tingkat pengetahuan dan keikutsertaan Masyarakat pada Pilkada November mendatang cukup tinggi.
Masyarakat yang mengetahui akan dilaksanakan Pilkada NTB mendacapai 81,2%, sedangkan seluruh Masyarakat yang mendapatkan hak pilih pada pilkada mendatang berencana akan hadir sebesar 91,6%.
Selain itu, Miftah menambahkan bahwa diskusi politik saat ini lebih fokus pada membicarakan masalah sosial dan fenomena politik saja dibandingkan elektabilitas atau simulasi calon.
Bahwa kata Miftah, masyarakat NTB menilai masih ada banyak pekerjaan rumah pemerintah NTB kedepannya. Misalnya Masyarakat menilai yang paling utama harus diselesaikan terkait Infrastruktur, Lapangan pekerjaan, bantuan sosial, pertanian, kebutuhan pokok, Pendidikan dan Kesehatan.
Selain itu, OMI juga mengevaluasi beberapa program yang sering disosialisasikan oleh pemerintah NTB 2018-2023 lalu, misalnya MotoGP, MXGP, Mengirim 1000 cendekia untuk sekolah, dan zero waste. Dari hasil survei didapatkan:
Penilaian terhadap program atau event untuk dilaksanakan lagi
MotoGP
Tidak tahu event tersebut : 37,9%
Sangat tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0,1%
Tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 1,1%
Biasa saja/ragu-ragu : 8,5%
Setuju untuk dilaksanakan lagi : 30%
Sangat setuju untuk dilaksanakan : 22,4%
MXGP
Tidak tahu event tersebut : 43,9%
Sangat tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 3,4%
Tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0,1%
Biasa saja/ragu-ragu : 8,7%
Setuju untuk dilaksanakan lagi : 26,9%
Sangat setuju untuk dilaksanakan : 17%
Beasiswa 1000 cendekia
Tidak tahu program tersebut : 43,5%
Sangat tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0%
Tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0%
Biasa saja/ragu-ragu : 2,3%
Setuju untuk dilaksanakan lagi : 30,5%
Sangat setuju untuk dilaksanakan : 23,7%
Zero waste
Tidak tahu program tersebut : 51,1%
Sangat tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0,2%
Tidak setuju untuk dilaksanakan lagi : 0%
Biasa saja/ragu-ragu : 7,1%
Setuju untuk dilaksanakan lagi : 26,3%
Sangat setuju untuk dilaksanakan : 15,3%
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa dari berbagai program, rata-rata masih cukup banyak yang tidak mengetahuinya. Namun, Masyarakat yang mengetahui berharap program-program atau kegiatan tersebut dapat dilanjutkan.
Pada sesi terakhir, Miftah menjelaskan temuan-temuan menarik mereka bahwa elektabilitas saat ini yang mereka dapatkan mempunyai alasan ilmiah. Misalkan pada temuan akhir mereka Tingkat elektabitas bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2024-2029 pada simulasi 4 pasangan calon, dan tiga pasangan calon masih dipimpin oleh Zul Suhaili.
Simulasi 1 (Se-NTB)
Zul – Suhaili : 38,9%
Rohmi – Firin : 22,8%
Lalu M Iqbal – Indah : 15,8%
Lalu Gita – Sukiman : 5,6%
Belum Bersikap : 16,9%
Simulasi 2 (Se-NTB)
Zul – Suhaili : 39,4%
Rohmi – Firin : 24,7%
Lalu M Iqbal – Indah : 17%
Belum Bersikap : 18,9%
Jawaban ini berasalan karena wajar, Zul dan Rohmi adalah petahana yang mempunyai Tingkat kepuasan publik sebesar rata-rata 60% – 70% pada survei 2020-2023 sehingga nama mereka selalu berada pada posisi pertama dan kedua. Sedangkan Rohmi masih belum dapat mengejar Zul karena imaje Rohmi masih dikaitkan sebagai Wakil Gubernur NTB, dan mempunyai pekerjaan rumah yang cukup besar untuk timnya memperkenalkan rohmi sebagai calon Gubernur, tambah Miftah. Misalkan didapatkan dari data ini.
Top of mind Gubernur NTB 2024-2029
Zulkieflimansyah : 36,3%
Sitti Rohmi Djalillah : 19,4%
Lalu Muhammad Iqbal : 8,7%
Indah Dhamayanti : 5%
Suhaili Ft : 3,8%
Sukiman : 2,8%
Lalu Gita : 2,2%
W. Musyafirin : 1,1%
Fahri Hamzah : 0,5%
Arsyad Gani : 0,2%
Mohan Roliskana : 0,2%
Tgh Lalu Muchsin Muhtar : 0,1%
Zaini Aroni : 0,1%
H. Haerul Warisin : 0,1%
Tidak Tahu/Belum Bersikap : 19,5%
Top of mind Wakil Gubernur NTB 2024-2029
Suhaili Ft : 17,9%
Sitti Rohmi Djalillah : 17,3%
Musyafirin : 12,3%
Indah Dhamayanti : 11,5%
Sukiman : 3,8%
Zulkieflimansyah : 3,6%
Lalu Pathul Bahri : 2,5%
Lalu Gita : 1,7%
Lalu Muhammad Iqbal : 1,6%
Fahri Hamzah : 0,3%
Arsyad Gani : 0,2%
Nyanyu Ernawati : 0,1%
Nursiah : 0,1%
Tidak Tahu/Belum Bersikap : 27,1%
Nama Rohmi masih dinilai sebagai Wakil Gubernur NTB. Selain itu, Ketika disimulasikan nama-nama pasangan yang Masyarakat boleh memilih lebih dari 1, dan Ketika nama Zul-Rohmi dimasukkan, pasangan Zul-Rohmi masih berada pada posisi kedua. Seperti data berikut:
Keterpilihan secara berpasang (responden boleh pilih lebih dari satu)
Zul – Suhaili : 50,6%
Zul – Rohmi : 46,4% (58% Karena Suka Zul, 42% Karena Suka Rohmi)
Rohmi – Musyafirin : 36,1%
Iqbal – Indah : 30,9%
Gita – Sukiman : 20,5%
Sedangkan pendatang baru, Lalu Muhammad Iqbal masih pada posisi ketiga, tegas Miftah masih wajar-wajar saja, selain karena dia menantang dua petahana dengan Tingkat kepuasan tinggi, Iqbal masih memiliki Tingkat popularitas yang tidak terlalu tinggi, berbeda jika dia sudah mulai memperkenalkan dirinya dengan baliho atau turun lapangan sejak 2-3 tahun lalu. Pekerjaan rumahnya harus meningkatkan popularitas, tetapi apakah masih kekejar? Jawabannya ada pada tim dan Iqbal sendiri, jelas Miftah. Misalkan dapat terlihat dari data ini:
Popularitas bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTB 2024-2029
Zulkieflimansyah : Tahu Dan Suka (58,7%), Tahu Tetapi Tidak Suka (8,3%), Tidak Kenal (33%)
Sitti Rohmi Djalillah : Tahu Dan Suka (54,8%), Tahu Tetapi Tidak Suka (7,8%), Tidak Kenal (37,4%)
Suhaili Ft : Tahu Dan Suka (29,1%), Tahu Tetapi Tidak Suka (1,9%), Tidak Kenal (69%)
Indah Dhamayanti : Tahu Dan Suka (16,3%), Tahu Tetapi Tidak Suka (7,1%), Tidak Kenal (76,6%)
Lalu Muhammad Iqbal : Tahu Dan Suka (15,1%), Tahu Tetapi Tidak Suka (2,3%), Tidak Kenal (82,6%)
Musyafirin : Tahu Dan Suka (13,9%), Tahu Tetapi Tidak Suka (1,9%), Tidak Kenal (84,2%)
Sukiman : Tahu Dan Suka (12,3%), Tahu Tetapi Tidak Suka (3,5%), Tidak Kenal (84,2%)
Lalu Gita : Tahu Dan Suka (7%), Tahu Tetapi Tidak Suka (2,5%), Tidak Kenal (90,5%)
Namun, dari data keterpilihan ini Iqbal masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan keterpilihan yang lumayan. Walaupun dia memiliki popularitas yang tidak tinggi, namun elektabilitasnnya cukup tinggi, sehingga pekerjaan rumahnya adalah lebih memaksimalkan turun kelapangan. Seperti data ini:
Tingkat keterpilihan
Zulkieflimansyah (Dari 67% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (71,2%), Wakil Gubernur Ntb (7,6%), Tidak Perlu Maju (21,2%)
Sitti Rohmi Djalillah (Dari 62,6% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (35,7%), Wakil Gubernur Ntb (44,7%), Tidak Perlu Maju (19,6%)
Suhaili Ft (Dari 31% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (32%), Wakil Gubernur Ntb (52,4%), Tidak Perlu Maju (15,6%)
Indah Dhamayanti (Dari 23,4% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (30,3%), Wakil Gubernur Ntb (38,4%), Tidak Perlu Maju (31,3%)
Lalu Muhammad Iqbal (Dari 17,4% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (76,1%), Wakil Gubernur Ntb (2,9%), Tidak Perlu Maju (21%)
Musyafirin (Dari 15,8% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (28,9%), Wakil Gubernur Ntb (47,4%), Tidak Perlu Maju (23,7%)
Sukiman (Dari 15,8% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (39,2%), Wakil Gubernur Ntb (23,8%), Tidak Perlu Maju (37%)
Lalu Gita (Dari 9,5% Yang Kenal) : Gubernur Ntb (56,1%), Wakil Gubernur Ntb (9,7%), Tidak Perlu Maju (34,2%)
Namun, seluruh bakal calon memiliki pekerjaan rumah sendiri-sendiri tegas Miftah. Zul Suhaili menjaga basis, Rohmi merubah Image, dan Iqbal meningkatkan Popularitas. (Bs/OMI)